Suswono ternyata menaruh perhatian yang sangat besar terhadap persediaan pangan nasional. Baginya ketersediaan produksi pangan dunia yang terbatas telah mengakibatkan persaingan ketat pada penggunaan bahan pangan pokok untuk pangan (food), pakan (feed), dan bahan bakar (fuel). Lantas bagaimana menstabilkan harga komoditi pangan pokok yang akhir-akhir ini cenderung fluktuatif? Perubahan status BULOG menjadi BUMN berbentuk Perusahaan Umum (Perum) menuntutnya untuk mengelola stok ketahanan pangan, sekaligus operasi bisnis komersial dengan baik.
Pria yang menjabat sebagai Menteri Pertanian sejak Oktober 2009 pada Kabinet Indonesia Bersatu II ini berhasil menyelesaikan studi S3 di Program Studi Manajemen dan Bisnis, Institut Pertanian Bogor (IPB) tanggal 3 September lalu. Disertasinya berjudul “Strategi Peningkatan Daya Saing Organisasi Logistik Pangan Nasional yang Berkelanjutan: Studi Kasus BULOG”. Analisisnya mengenai bagaimana meningkatkan daya saing BULOG setelah terjadi perubahan status dari Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) menjadi Perum. Penulisan Disertasi ini pun dibimbing oleh beberapa tokoh di bidang pertanian, seperti Bustanul Arifin, Arief Daryanto, dan M. Husein Sawit.
“Dalam meningkatkan daya saing, ada tiga strategi yang perlu dilakukan oleh BULOG. Pertama, BULOG harus tetap menjalankan Bisnis Public Services Obligation (PSO) sebesar 68%, serta menjalankan fungsi sosial ekonomi 18% dan bisnis non PSO 14%. Kedua, pilihan strategi yang harus ditempuh adalah strategi value creation sebanyak 45%. Ketiga, perspektif faktor kinerja perusahaan, yaitu perspektif learning and growth, internal process, customer/stakeholder, dan finance, dengan memprioritaskan perspektif learning and growth sebesar 32% dan internal process sebanyak 31%,” jelasnya.
Menurut sosok yang pernah menjadi anggota DPR RI melaui Partai Keadilan Sejahtera (PKS), kriteria kerja kunci BULOG yang sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya dalam menciptakan daya saing organisasi secara berkelanjutan dibagi dalam dua fungsi, yakni fungsi PSO dan non PSO. Sedangkan value creation sebagai strategi yang ideal memiliki konsekuensi bahwa manajemen dan seluruh SDM BULOG harus mengubah paradigm dan mindset yang beranggapan bahwa PSO sebagai penugasan pemerintah bersifat menopolistik dan berdimensi sosial kemasyarakatan. Cepat atau lambat, era persaingan akan dibuka oleh pemerintah, baik dengan alasan legalistik formal maupun tuntutan stakeholders.
Tugas PSO sendiri tidak serta merta membuat BUMN yang ditugaskan seperti BULOG mendapat untuk 0%. Karena penugasan masih memberikan kesempatan bagi pelaksana untuk mendapatkan margin atau memperoleh delta dari setiap penugasan dalam fungsi PSO. Pelaksana PSO bisa mendapatkan margin sesuai dengan misinya sebagai sebuah lembaga profit. Sehingga dengan adanya pemisahan portofolio bisnis BULOG (PSO dan non PSO), keduanya dapat berjalan mandiri dan tetap menghasilkan profit sesuai dengan karekter bisnisnya.
“Mengacu pada berbagai faktor dan potensi yang dimiliki oleh BULOG dan melihat tantangan serta peluangnya di masa yang akan datang, maka seharusnya BULOG dapat berkembang. Lembaga ini semestinya memiliki kemandirian serta tanggung jawab yang lebih luas dalam mengelola usaha logistik pangan pokok nasional yang bersifat pelayanan masyarakat maupun komersial. Perlu dilakukan suatu kajian khusus tentang strategi untuk meningkatkan daya saing Perum BULOG. Sehingga dapat memberikan peningkatan nilai tambah bagi perusahaan itu sendiri, maupun pemerintah,” jelasnya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mentan di BULOG pusat, Jakarta dengan pengambilan data yang dilaksanakan sejak Juli 2009 sampai Februari 2010, ditemukan beberapa fakta yang berkaitan dengan BULOG. Setidaknya ada lima hal yang harus diperbaiki BULOG sebagai implikasi manajerial untuk menjadi lembaga pangan nasional yang lebih efisien dan efektif, yaitu transformasi sistm pengelolaan keuangan, kelembagaan perusahaan, penilaian kerja, kultur perusahaan, dan hubungan kelembagaan. Dengan dilakukannya proses transformasi tersebut, BULOG dapat menjadi lembaga publik yang dapat menjalankan fungsi penugasan pemerintah.
“Tantangan terberat yang dihadapi BULOG setelah berhasil merumuskan strategi adalah tahapan mengimplementasikan atau mengeksekusi strategi. Karena banyak perusahaan yang memiliki strategi komprehensif, tetapi tidak berhasil memperoleh manfaat yang disebabakan kegagalan dalam mengimplementasikan,” ujarnya.
Suswono menambahkan, tantangan BULOG lainnya adalah menerjemahkan setiap Balanced Scorecard yang telah diterjemahkan pada tingkat perusahaan, diturunkan, dan disusun ulang (cascading). Sehingga menjadi ukuran kinerja di tingkat unit kerja terkecil atau bahkan ukuran kinerja individu. Proses cascading harus melaraskan (alignment) dengan strategi yang telah dir umuskan pada tingkat perusahaan.
Hal ini menimbulkan implikasi manajerial lainnya, berupa langkah-langkah yang harus dilakukan dalam proses cascading. Pertama, menentukan tujuan visi, analisis visi, dan misi divisi. Kedua, mencari relevansi divisi, mengidentifikasi kontribusi, dan pengaruh divisi trhadap peta strategi perusahaan. Ketiga, mengidentifikasi pelanggan divisi. Keempat, aktivitas divisi, mengidentifikasi tugas pokok (proses inti) dari divisi. Kelima, identifikasi harapan pelanggan, mentabulasi output, pelanggan dan harapan pelanggan. Keenam, memeperhatikan isu-isu lokal. Ketujuh, konsolidasi dan tes logika, menyusun peta strategi divisi. Kedelapan, memilih Key Performance Indicator (KPI), mengidentifikasi, dan mendefenisikan KPI untuk setiap sasaran strategi lainnya. Kesembilan, menentukan target dan inisiatif strategis, target KPI, dan inisiatif strategis untuk setiap sasaran strategis.
“Langkah antisipasi yang dapat dilakukan BULOG untuk mengatasi hambatan visi adalah membuat strategi yang dipahami oleh semua elemen perusahaan. Untuk hambatan pelaku, perlu dilakukan pemberian insentif yang diterima oleh karyawan berdasarkan kontribusinya terhadap pencapaian strategi perusahaan. Sedangkan untuk mengatasi hambatan manajemen, BULOG dapat melakukan penggalangan dukungan dan komitmen manajemen agas bisa menjalankan strategi perusahaan. Pada hambatan sumberdaya, dapat diatasi dengan upaya menghubungkan antara strategi dan anggran yang disediakan oleh perusahaan,” paparnya.
Dengan mempertimbangkan tantangan organisasi di masa depan dan sumberdaya yang dimiliki oleh perusahaan, maka sangat penting untuk merumuskan strategi peningkatan daya saing organisasi di masa mendatang. Tujuan dirumuskannya strategi tersebut yaitu agar tercapai pengembangan BULOG yang relevan dalam kurun waktu lima tahun mendatang (2010-2015). (M)
Hello Am Mrs, Morgan debra Am pemberi pinjaman pinjaman yang sah dan dapat diandalkan memberikan pinjaman
BalasHapuspada syarat dan ketentuan yang jelas dan dimengerti pada tingkat bunga 2%. dari
$ 12.000 untuk $ 7.000.000 USD, Euro dan Pounds Hanya. Saya memberikan Kredit Usaha,
Pinjaman Pribadi, Pinjaman Mahasiswa, Kredit Mobil Dan Pinjaman Untuk Bayar Off Bills. jika Anda
membutuhkan pinjaman apa yang harus Anda lakukan adalah bagi Anda untuk menghubungi saya secara langsung
di: morgan debra 1986@gmail.com
Semoga Tuhan Memberkati.
Salam,
Mrs Morgan debra
Email: morgandebra1986@gmail.com
Catatan: Semua balasan harus kirim ke: morgandebra1986@gmail.com